Bagi calon peneliti muda yang saat ini sementara menimba ilmu kefarmasian, menghadapi hewan uji seperti mencit, tikus, dan kelinci akan menjadi bagian dari praktikum farmakologi. Memperlakukan hewan uji hendaknya sesuai prosedur dimana terdapat kaidah atau tata cara pemberian obat pada hewan uji.
Untuk mengetahui efek kerja obat/tanaman herbal yang sedang diteliti, tahap yang akan dilakukan setelah skrining fitokimia adalah uji farmakologi. Pada pengujian ini akan melibatkan sejumlah hewan percobaan antara lain mencit, tikus, kelinci, ataupun hewan uji lainnya.
Sebelum perlakukan dimulai, peneliti akan menghitung konversi dosis obat ke hewan uji berdasarkan tabel konversi obat. Data tersebut merupakan pedoman wajib yang harus diketahui agar dosis obat yang diberikan ke hewan uji memiliki efek farmakologi efektif. Agar proses pemberian obat sesuai prosedur, berikut ini cara pemberian obat pada hewan uji.
Cara pemberian obat pada mencit
Via Oral
Cairan obat diberikan dengan menggunakan sonde oral mencit. Sonde oral ditempelkan pada langit-langit mulut atas mencit, kemudian perlahan dimasukkan sampai ke esofagus dan cairan obat dimasukkan.

Perlu sikap hati-hati saat melakukan prosedur ini, sebab sedikit kesalahan akan menyebabkan kematian pada mencit akibat cairan bukannya masuk kedalam lambung melainkan ke paru-paru.
Via Subkutan (s.c)
Pemberian obat secara subkutan dapat dilakukan dengan cara kulit di daerah tengkuk diangkat dan ke bagian bawah kulit dimasukkan obat dengan menggunakan alat suntik 1 ml & jarum ukuran 27G/ 0,4 mm. Selain itu juga bisa di daerah belakang tikus.
Via Intra Vena (i.v)
Prosedur pemberian obat pada mencit melalui intra vena dapat dilakukan dengan cara mencit dimasukkan ke dalam kandang restriksi mencit, dengan ekornya menjulur keluar. Ekornya dicelupkan ke dalam air hangat (28-30 ºC) agar pembuluh vena ekor mengalami dilatasi, sehingga memudahkan pemberian obat ke dalam pembuluh vena. Pemberian obat dilakukan dengan menggunakan jarum suntik no. 24.
Via Intra Muskular (i.m)
Melalui intra muskular obat akan diberikan masuk melalui jaringan otot mencit. Obat ini disuntikkan pada paha posterior dengan jarum suntik no. 24.
Via Intra Peritonial (i.p)
Pada saat penyuntikan, posisi kepala lebih rendah dari abdomen. Jarum disuntikkan dengan sudut sekitar 100 dari abdomen pada daerah yang sedikit menepi dari garis tengah, agar jarum suntik tidak mengenai kandung kemih. Penyuntikan tidak di daerah yang terlalu tinggi untuk menghindari terjadinya penyuntikan pada hati.
Pemberian obat pada tikus
Pemberian obat pada hewan uji tikus sebenarnya tidak jauh beda dengan pemberian obat pada mencit. Anda dapat mengikuti prosedur pada pemberian obat pada hewan uji mencit.
Pemberian obat pada kelinci
Via Oral
Pemberian obat dengan cara oral pada kelinci dilakukan dengan menggunakan alat penahan rahang dan feeding tube no 6-8.
Via Sub kutan
Pemberian obat secara sub kutan dilakukan pada sisi sebelah pinggang atau tengkuk dengan cara kulit diangkat dan jarum (25-26 g) ditusukkan dengan arah anterior. Dengan volume pemberian makksimal 1% BB
Via Intra vena
Penyuntikan dilakukan pada vena marginalis di daerah dekat ujung telinga. Sebelum penyuntikan, telinga dibasahi terlebih dahulu dengan alkohol atau air hangat.
Via Intra muskular
Pemberian intramuskular dapat dilakukan pada otot paha belakang. Hindari otot posterior femur karena risiko kerusakan saraf siatik. Gunakan jarum ukuran 25g dan volume pemberian tidak lebih 0.5-1.0 ml/tempat penyuntikan.
Kelinci, tikus, dan mencit adalah hewan yang paling sering digunakan sebagai hewan uji di laboratorium. Prosedur pemberian obat pada hewan percobaan harus sesuai agar efek kerja obat sesuai dengan apa yang diharapkan.